Rabu 21 Oct 2015 10:50 WIB

Analis: IHSG Berpotensi Berbalik Arah

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi penutupan di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9). Republika/Tahta Aidilla.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Layar menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi penutupan di Bursa Efek Jakarta, Jumat (18/9). Republika/Tahta Aidilla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (21/10), diperkirakan berpotensi berbalik arah dari laju positif. IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4544-4558 dan resisten 4610-4623. 

Pagi tadi, IHSG kembali berhasil bergerak menguat. Pada perdagangan pagi ini, IHSG membukukan kenaikan 30,412 poin atau 0,663 persen ke level 4.616,236.

Analis NH Korindos Securities, Reza Priyambada mengungkapkan, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya laju IHSG saat ini kembali memperlihatkan posisinya yang bertahan di zona hijau di tengah terpaan sentimen negatif. "Meski laju IHSG masih diharapkan untuk bertahan naik namun, juga menyimpan potensi pembalikan arah seiring mulai meningkatnya aksi jual," jelasnya, Rabu (21/10).

Untuk itu, kata dia, investor tetap perlu mewaspadai adanya imbas pelemahan itu. Menurutnya, utang gap di level 4346-4381 masih menjadi halangan. 

Kemarin (20/10), meski dibuka memerah IHSG tetap sanggup bergerak menguat hingga penutupan. IHSG ditutup positif 15,98 poin atau 0,35 persen ke level 4.585,824

Meski terbatas, aksi beli investor asing masih terhitung banyak, yaitu Rp 1,776 triliun. Sementara aksi jual terus meningkat mencapai Rp 1,721 triliun. Dengan itu mereka masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 54,9 miliar. 

Sempat diperkirakan akan mengalami pelemahan di awal sesi, akhirnya laju IHSG masih dapat menunjukan kenaikannya. Pelaku pasar yang melakukan aksi beli masih mendominasi dibandingkan yang melakukan aksi jual. "Laju IHSG kemarin masih dapat menguat di tengah sentimen negatif di antara pelemahan kembali rupiah dan penurunan sejumlah bursa saham Asia," ungkap Reza. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement