REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran berencana menginvestasikan 25 miliar dolar AS dalam modernisasi dan memperluas jaringan kereta api. Hal itu diungkapkan Direktur Pelaksana Perkeretaapian Republik Islam Iran, Mohsen Poursaeed-Aqaei.
Negara ini menggandeng investor dengan sejumlah insentif. Sebab, Iran berusaha berubah menjadi hubungan transportasi regional dengan mendirikan koridor kereta api yang menghubungkan Teluk Persia dan anak benua India ke Asia Tengah dan sekitarnya.
"Kami telah menetapkan proyek rel yang membutuhkan investasi sekitar 25 miliar dolar AS, kami telah menyusun paket insentif untuk menarik investasi dalam dan luar negeri," katanya dilansir dari Iran Daily, Selasa (13/10).
Dorongan investasi muncul di tengah antisiasme internasional yang berkembang bagi perdagangan dengan Iran. Sementara negara itu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari garis pantai di Teluk Persia dan Laut Kaspia dalam membentuk rute transit terintegrasi.
Koridor Transportasi internasional utara-selatan antara India, Rusia, Iran, Eropa dan Asia tengah akan dilengkapi dengan kapal, kereta api dan jalan yang dihubungkan ke Jalan Sutra.
Para pejabat mengatakan, rencana Iran ini termasuk meningkatkan panjang jalur kereta api hingga 25 ribu kolometer (km) pada 2025. Saat ini, panjang jalur kereta api Iran berada kurang dari 15 ribu km.
Iran adalah negara yang sangat luas dengan lebih dari 1,6 juta km persegi. Jaringan rel kereta api menyumbang kurang dari 11 persen dari transportasi secara keseluruhan yang melayani 33 juta orang per tahun.
Banyak transportasi Iran melalui jalan raya namun tingkat kecelakaannya dinilai cukup tinggi dengan banyaknya korban tewas.
Wakil Menteri Perhubungan Valiollah Afkhami-Rad baru-baru ini mengaku Iran tertarik dengan teknologi Jepang untuk membangun kereta api cepat dalam rangka memperluas transportasi antar kota.