Kamis 08 Oct 2015 18:52 WIB

BSM Targetkan Pembiayaan Konsumer Rp 13,5 T

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
 Petugas menghitung uang di banking hall Bank Syariah Mandiri, Jakarta, baru-baru ini..
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas menghitung uang di banking hall Bank Syariah Mandiri, Jakarta, baru-baru ini..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan penyaluran pembiayaan segmen konsumer mencapai Rp 13,5 triliun sampai akhir 2015. Penyaluran pembiayaan konsumer sampai dengan kuartal III 2015 mencapai Rp 12,7 triliun.

Direktur Konsumer Perbankan dan Distribusi BSM, Edwin Dwi Djajanto, mengatakan, pertumbuhan pembiayaan konsumer didorong oleh pembiayaan kepemilikan rumah (KPRS) yang mempunyai porsi terbesar di segmen konsumer. Porsi KPR sekitar 75 persen dari total portofolio pembiayaan konsumer. Sisanya, merupakan pembiayaan otomotif, pensiun, valas, dan lainnya.

"Target awal Rp 14 triliun, tapi direvisi menjadi Rp 13,5 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/10).

BSM berupaya menjaga tingkat pembiayaan macet atau non performing financing (NPF). Posisi NPF segmen konsumer sebesar 3 persen.  Penurunan NPF terjadi pada bulan Agustus sampai September. Karena perusahaan cenderung lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.

Penyaluran pembiayaan konsumer lebih selektif dari sisi pemilihan nasabah, jenis pembiayaan, dan pihak pengembangnya. NPF 3 persen tersebut disumbang terutama dari pembiayaan griya, koperasi, dan lain-lain.

NPF pembiayaan rumah dinilai cukup baik karena asetnya jelas. Jika ditengarai terjadi kredit macet maka bank akan melakukan eksekusi jual aset maupun jual jaminan.

"Dengan kondisi perekonomian seperti ini, tetapi dari sisi kualitas pembiayaan makin bagus ya sehingga NPF kita masih bisa terjaga," ujar Edwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement