Rabu 07 Oct 2015 15:52 WIB

Rumah Murah Tetap Dibangun Meski Ekonomi Melemah

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Foto: Republika.co.id
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono menegaskan, pelemahan ekonomi tidak terlalu memengaruhi sektor perumahan rumah bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR). Justru, sektor tersebut memberikan kontribusi positif dalam penguatan ekonomi. 

"Program sejuta rumah terbukti mengantisipasi pelemahan rupiah, karena ia berpengaruh positif terhadap 173 jenis industri terkait," katanya pada acara Focus Grup Discusaion (FGD) bertajuk "Antisipasi Dampak Pelemahan Ekonomi Nasional Terhadap Program Sejuta Rumah Rakyat", Rabu (7/10). 

Ia menyebut jenis industri itu beberapa di antaranya yakni industri semen, genteng, keramik, dan komponen perumahan lainnya yang terbantu karena program rumah untuk rakyat.

Dari program tersebut, lanjut dia, realisasi Kredit Perumahan Rakyat meningkat baik bahkan menguat. "Posisi per September 2015, meningkat sebanyak 20 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama," ujarnya. Untuk program subsidi rumah, lanjut dia, naik sebanyak 72,8 persen dari tahun lalu. Sementara untuk yang nonsubsidi meningkat 9,9 persen.  

Program sejuta rumah diakuinya belum tercapai di 2015. Hal tersebut disebabkan pelaksanaannya tidak 100 persen untuk rumah bersubsidi, tapi juga ada yang untuk nonsubsidi. Sampai November 2015, BTN telah berhasil membangun 372.393 unit rumah. Ia memprediksi akan terbangun 441 ribu unit rumah hingga akhir 2015. Sehingga, masih ada 50 ribu unit lagi yang harus dilanjutkan di 2016. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement