Selasa 06 Oct 2015 13:16 WIB

Kekeringan, Harga Beras di Jawa Barat Naik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Beras
Foto: Prayogi/Republika
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus melakukan pemantauan ketat terhadap perkembangan harga beras yang mulai merangkak naik. Kenaikan komoditas bahan pangan utama tersebut terjadi akibat kekeringan panjang pada ratusan ribu hektare area sawah.

Menurut Kepala Disperindag Jabar Ferry Sofwan, harga beras kelas premium maupun medium mulai menunjukan peningkatan, meski kenaikan harganya masih tipis. Ia menilai kondisi ini patut diwaspadai karena dikhawatirkan akan semakin menambah beban khususnya masyarakat miskin.

Berdasarkan data pemantauan Disperindag Jabar pada 3 Oktober 2015, rata-rata harga beras IR-64 di Kota Bandung di lima pasar tradisional (Pasar Baru, Kiaracondong, Sederhana, Kosambi, dan Andir) berkisar Rp 9.500-10 ribu per kg.

"Harus diwaspadai karena tren harga beras ke depan mulai dan akan terus naik, namun masih tipis sekitar Rp 200 per kg," ujar Ferry kepada wartawan, Selasa (6/10).

Melihat kondisi tersebut, kata dia, pihaknya bersama Bulog Divre Jabar mulai menyalurkan raskin ke-13 dan 14 dengan tahap awal di wilayah Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang). Jumlah raskin untuk dua alokasi tersebut mencapai lebih dari 78 ribu ton.

Selain itu, kata dia, pihaknya mendapat dukungan dari Komisi II DPDR Jabar untuk menambah alokasi Program OPM Kepokmas yang semula hanya Rp 10 miliar untuk tahun ini. Alokasi itu kini ditambah di APBD-Perubahan 2015 sebesar Rp 10 miliar.

"Melalui upaya-upaya tersebut kami berharap harga beras bisa terkendali," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement