Selasa 06 Oct 2015 06:30 WIB

Sektor Keuangan Masih Menjadi Primadona Ekonomi Syariah

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Gedung Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, Rabu (30/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Gedung Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, Rabu (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Sektor keuangan saat ini masih dianggap menjadi yang paling berkembang dalam ekonomi syariah. Jumlah global lembaga keuangan syariah, termasuk bank, asuransi serta perusahaan investasi dan pembiayaan, telah lebih dari 1.500 lembaga. Penerimaan global terus tumbuh, seolah ada persaingan antara keuangan syariah dan konvensional.

Perbankan syariah lebih besar mengemudikan industri dengan mengembangkan produk baru yang mampu menambah nilai penawaran yang ada. Pada gilirannya, hal tersebut mampu mempercepat transisi ke perbankan syariah, terutama untuk entitas non Muslim. “Keuangan syariah memiliki berbagai manfaat,” ujar CEO Noor Bank, Hussain Al Qemzi seperti dikutip dari Gulfnews.com.

Manfaat tersebut diantaranya yakni mempunyai daya tarik yang bersifat universal. Ini merupakan penawaran lebih baik dengan cara yang lebih etis dalam melakukan bisnis.

Sejak krisis keuangan global, ada kekhawatiran terhadap perbankan konvensional terutama dalam melakukan bisnis dan produknya yang berisiko tinggi. “Keuangan syariah menawarkan alternatif,” ucap Al Qemzi.

CEO dan Managing Director DinarStandard, Rafi-uddin Shikoh  mengatakan tahun ini menandai titik kritis layanan gaya hidup halal untuk bergerak dan membangun model bisnis yang sukses dengan strategi pelaksanaan kualitas.

“Banyaknya kisah sukses ekonomi syariah menjadi momentum daya tarik  khalayak global untuk produk dan jasa yang bertanggung jawab secara sosial,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement