REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak mentah dunia naik di perdagangan Asia pada Jumat (2/10). Harga minyak terkerek menjelang pengumuman laporan ketenagakerjaan AS dan ketika badai mengancam kilang-kilang di pantai timur AS. Data ketenagakerjaan AS untuk September, yang akan dijelaskan pada Jumat waktu setempat, dianggap penting karena perbaikan di pasar tenaga kerja merupakan faktor kunci yang mendukung rencana Bank Sentral AS atau Federal Reserve untuk menaikkan suku bunganya mendekati nol.
Para analis menyebut kenaikan suku bunga akan mendorong penguatan dolar. Hal ini akan membuat minyak menjadi lebih mahat bagi negara yang mengalami depresiasi nilai tukar sehingga menahan permintaan dan menekan harga. Di perdagangan Asia sore, patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 57 sen menjadi 45,31 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent untuk November bertambah 37 sen menjadi 48,06 dolar AS per barel.
Kedua kontrak berakhir lebih rendah setelah sesi perdagangan berfluktuasi pada Kamis. Para analis memperkirakan laporan ketenagakerjaan akan menunjukkan ekonomi AS menambahkan 205.000 lapangan pekerjaan pada September dan tingkat pengangguran tidak berubah di 5,1 persen, terendah dalam tujuh tahun. Para pedagang juga memantau jikalau Badai Joaquin akan berubah arah dan mengancam kilang-kilang minyak dan fasilitas penyimpanan di pantai timur AS.
"Kami perkirakan melihat para pedagang mengambil posisi dalam peristiwa perubahan jalur badai selama akhir pekan. Ini kemungkinan akan menempatkan beberapa aspek menguntungkan untuk harga minyak," kata Daniel Ang, seorang analis investasi Phillip Futures di Singapura.