Jumat 02 Oct 2015 14:37 WIB

Deflasi, Daya Beli Masyarakat Melemah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Indef Eko Listianto menyatakan, deflasi 0,05 persen yang terjadi pada September bukan karena pemerintah all out. Bukan pula karena keberhasilan Tim Penanggulan Inflasi Daerah (TPID).

"Kita balikkan ke pemerintah, kalau memang dikatakan all out, kita harus lihat deflasi di 36 kota, apa yang pemerintah lakukan? Dari sisi distribusi apa betul sudah bagus atau lancar?" Tutur Eko, kepada Republika, Jumat, (2/10).

Menurut Eko, pasokan bahan makanan pun sebenarnya bekurang karena el nino. "Jika pasokan berkurang harga naik karena inflasi, tapi kenapa deflasi ya karena daya beli masyarakat sedang kurang juga," tambahnya.

Ia menambahkan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan, deflasi bahan makanan mencapai 0,23 persen. Bahkan sektor transportasi pun mengalami deflasi.

"Jadi gini, September itu padahal ada momentum Hari Raya Idul Adha, biasanya masyarakat mengeluarkan konsumsi lebih banyak dari biasanya. Maka tahun-tahun lalu konsumsi relatif meningkat," katanya.

Hanya saja kali ini lesunya perekonomian menyebabkan lemahnya daya beli masyarakat. "Mereka yang biasanya mudik, nggak mudik karena saving," ujar Eko. Menurutnya, perekonomian Indonesia belum pulih sepenuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement