REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dikabarkan akan mengeluarkan paket kebijakan jilid II pada akhir September ini. Hal ini demi mengembalikan stabilitas perekonomian.
Kurs rupiah hari ini pun masih melemah terhadap dolar AS, menembus Rp 14.700 per dolar AS. Meski begitu siang ini rupiah terus menguat hingga berada di level Rp 14.685 per dolar AS.
Ekonom INDEF Eko Listianto mengatakan, paket kebijakan jilid II nanti memang belum akan banyak berpengaruh terhadap pelemahan rupiah dalam jangka pendek. "Sampai akhir tahun 2015, kurs rupiah akan lebih dipengaruhi perkembangan ekonomi US dan kebijakan The Fed khususnya terkait Fed Fund Rate," jelasnya kepada Republika.co.id, Senin, (28/9).
Ia menjelaskan, setelah kenaikan Fed Fund Rate pada September ditunda, maka prediksi selanjutnya mengarah ke Desember 2016. Dengan begitu, berbagai perkembangan terbaru ekonomi di Amerika Serikat (AS) akan memengaruhi kepastian kenaikan Fed Fund Rate.
Menurutnya, bagi negara berkembang seperti Indonesia, hal itu tak menguntungkan karena nilai tukar mata uangnya bisa terus tertekan. "Jadi di paket kebijakan jilid II arahnya memang harus lebih spesifik langkah-langkah yang diambil," tambah Eko.
Ia menegaskan, paket kebijakan tersebut nantinya jangan hanya untuk menstabilkan rupiah, tetapi memberi optimistis lebih jelas mengenai arah kebijakan ekonomi. "Jadi fokus di implementasi, akan memberikan kepastian dan optimisme bagi ekonomi," jelasnya.