REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan ini, Jumat (25/9), kembali melemah sejauh 0,824 persen atau 34,988 poin ke level 4.209,439. Sementara, rupiah di pasar spot juga kembali melemah hingga menyentuh Rp 14.693 per dolar AS.
Melihat situasi ini, Pengamat Bursa, Agus Susanto menyatakan, masih ada potensi bagi IHSG melanjutkan pelemahan hingga di bawah 4.200. "Itu jika tekanan jual asing masih tinggi, level support tersebut akan coba di tes pada awal pembukaaan besok pagi," ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (27/9).
Potensi pelemahan ini menurutnya masih dipengaruhi faktor Bank Sentaral AS atau the Fed yang belum menaikkan suku bunga. Hal ini menjadikan pasar cenderung khawatir. "Hal ini juga membuat IHSG cenderung turun saat the Fed menaikkan suku bunga nanti," lanjutnya.
Apalagi, tambah Agus, berdasarkan data Bloomberg, industri manufaktur Cina kembali mengalami penurunan. Data itu menunjukkan penurunan yang terdalam dalam 6,5 tahun belakangan. "Data manufaktur Cina yang menunjukkan penurunan juga berpotensi menekan pasar regional," ujar Agus.
Menyoal rupiah, ia melihat dalam waktu dekat belum akan melewati level Rp 15 ribu per dolar AS. Pelaku pasar kini berharap adanya aksi dari Bank Indonesia (BI) untuk menjaga nilai rupiah agak tidak terus melemah.
"Seharusnya BI akan melakukan aksi beli dolar di pasar karena potensi makin melemah akan semakin besar jika melewati Rp 15 ribu per dolar AS," imbuhnya.