Jumat 18 Sep 2015 19:21 WIB

Perempuan Makin Melek Asuransi

Rep: c07/ Red: Dwi Murdaningsih
Asuransi
Foto: antaranews
Asuransi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penelitian terbaru kerjasama antara AXA, International Finance Corporation (IFC), dan Accenture menunjukkan bahwa pada tahun 2030, industri asuransi akan memperoleh 1,7 triliun dolar AS dari segmen perempuan. Setengah dari jumlah tersebut berasal dari para perempuan di 10 negara ekonomi berkembang, termasuk Indonesia.

Penelitian global bertajuk “She for Shield: Insure Women to Better Protect All” menganalisa peluang bisnis di segmen perempuan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi dengan mengidentifikasi penopang pertumbuhan dan menyoroti perkembangan perempuan serta kenaikan kebutuhan akan produk perlindungan demi memastikan industri asuransi dapat mengakomodasi kebutuhan perempuan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kaum perempuan akan menjadi salah satu konsumen kunci bagi industri asuransi. Dengan lebih menyentuh segmen perempuan, industri asuransi akan mampu berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi secara signifikan serta mendukung perkembangan ekonomi dan sosial di negara berkembang.

“Peningkatan partisipasi perempuan di pendidikan pada tingkat universitas, perempuan bekerja, perempuan wirausaha, dan perempuan dengan pendapatan yang meningkat, telah mengubah dan memperluas cakupan kebutuhan akan perlindungan,” ujar Deputy Chief Executive Officer AXA Group Denis Duverne, Jumat (18/9).

Hal senada diungkapkan Managing Director di Accenture Thomas Meyer. Menurut Thomas,  untuk Praktek Asuransi dengan menggunakan peran perempuan di bidang penjualan, dapat membantu mereka dalam bidang penjualan secara efektif.

Penelitian ini berdasarkan riset, model pengukuran ekonomi, dan juga serangkaian wawancara mendalam kepada perwakilan dari industri dan asosiasi, pialang, agen, konsumen, serta regulator di 10 pasar berkembang. Penelitian tersebut menunjukkan bagaimana peningkatan pendapatan perempuan, membaiknya status sosial ekonomi, dan bertumbuhnya kebutuhan akan perlindungan, mennciptakan peluang yang signifikan bagi perusahaan asuransi.

Tak hanya itu, kebutuhan, pendapatan, dan siklus kehidupan perempuan yang berbeda-beda di setiap negara juga menuntut perusahaan asuransi untuk dapat menciptakan produk serta layanan perlindungan yang mampu menjawab kebutuhan khusus mereka di masa depan.

Untuk pasar Indonesia sendiri, premi asuransi individual yang akan dikeluarkan oleh kaum perempuan diprediksi mencapai 9 miliar dolar (Rp 130,43 triliun) hingga 14 miliar dolar AS (Rp 202,89 triliun) pada tahun 2030 nanti, sekitar 10-16 kali lipat lebih  besar dibandingkan premi yang dibayarkan sepanjang tahun 2013, yang berkisar

0.9 miliar dolar AS. Indonesia diprediksi menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan tercepat di antara 10 negara berkembang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement