REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rupiah terus menunjukan pelemahan hingga menembus Rp 14.445 per dolar AS pada pembukaan Rabu (16/9) pagi. Menurut pengamat ekonomi Cristianto Wibisono anjloknya nilai tukar rupiah ini tak bisa dipungkiri lagi. Terlebih menurutnya dengan produksi ekspor Indonesia yang masih belum menunjukan hasil posiif.
“Mata uang itu hanya bisa menguat kalau produksi, eksport dan surplus devisa, mata uang apapun dan itu tidak bisa dikomando siapapun. Kalau itu tidak bisa, kita akan melemah terus. Dan saat ini masih begitu, karena kita tidak bisa ekspor apapun,” Kata Cristianto Wibisono di Jakarta, Rabu (16/9) malam.
Selain itu, kata dia, Pemerintah perlu menggenjot kembali sektor industri manufaktur. Sebab saat ini industrI manufaktur juga masih lemah. “Di manufacturing kita lemah sekali. Mau tidak mau jangka menengah panjang industri kita harus di push, sehingga kita bisa ekspor, apalgi industri manufaktur kita,” tuturnya.