Rabu 16 Sep 2015 19:30 WIB

Pasar Butuh Kepastian the Fed, IHSG Masih Terburuk

Rep: Risa Herdahita/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang karyawan melintas didekat layar elektronik pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawan melintas didekat layar elektronik pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengembangan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Nicky Hogan berharap kenaikan suku bunga bank sentral AS, the Fed, segera menemui kejelasan. Pasar saham yang terus fluktuatif menurutnya saat ini tengah menanti kepastian mengenai isu itu.

"Mudah-mudahan ada kepastian, karena masyarakat kan butuh kepastian," ujar dia ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (16/9).

Ia mengaku BEI sebagai regulator tak bisa berbuat apapun untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed terhadap pergerakan pasar. "Kami fasilitator, keputusan FOMC bagaimanapun ya diserahkan kepada mekanisme pasar," kata dia.

Meski begitu, ia yakin pasar sesungguhnya sudah mengantisipasi apapun yang diputuskan dalam rapat FOMC nanti. Pasalnya, isu kenaikan suku bunga ini sudah berhembus sejak lama.

Sementara, pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal rebound setelah dibuka menghijau pagi tadi. IHSG turun 14,647 poin atau minus 0,337 persen ke level 4.332,513.

Empat indeks saham sektoral terpantau naik. Sektor agri memimpin penguatan sebesar Rp 0,576 persen. Itu kemudian diikuti sektor infrastruktur yang naik Rp 0,484 persen.  Dari 518 emiten yang tercatat BEI, ada 119 saham yang menguat. Sementara sebanyak 139 saham melemah dan 260 bergerak stagnan.

Pergerakan IHSG hari ini jika dibandingkan pergerakan saham di Asia pun tak menggembirakan. Pasalnya di saat yang sama saham Asia justru berhasil rebound.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement