REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengkritik rencana Pertamina dalam proyek pipanisasi di Pulau Jawa dan juga storage. Baginya rencana itu tak penting dan menghabiskan duit negara.
"Lihat saja untuk pipanisasi seluruh pulau Jawa membutuhkan dana sekitar Rp 60 triliun. Lalu untuk proyek storage menghabiskan dana sekitar 2,4 miliar dolar AS," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9).
Padahal, kata dia, penyaluran minyak sudah ada melalui tangki tangki. Jadi, menurutnya, lebih baik mengoptimalkan apa yang sudah ada saja. Ditambah lagi ketika membuat pipanisasi secara keamanan tergolong rawan.
"Di Rusia penjagaan pipa pipa minyak dilakukan melalui satelit. Ditambah lagi juga ada pos pemeriksaan tentara setiap jarak lima kilometer," jelasnya. Membayangkan hal seperti itu baginya tak realistis jika proyek pipanisasi masih terus dilanjutkan.
Jangan sampai, kata dia, motif utama dari proyek ini adalah untuk memperkaya pihak tertentu saja. Misal di balik proyek ini ada keluarga dari pembuat kebijakan yang diuntungkan. Sebagai pejabat publik baginya tak etis jika ingin mengegolkan proyek demi keuntungan pribadi.