Sabtu 12 Sep 2015 17:08 WIB
Rupiah Melemah

Pertumbuhan Kredit Ikut Menurun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Sigit Pramono
Foto: Republika/Darmawan
Sigit Pramono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit perbankan Juli 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Dari 10,5 persen menjadi 9,4 persen (yoy), total penyaluran kreditnya sendiri saat ini mencapai Rp 3.859,6 triliun.

Ketua Persatuan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menjelaskan, menurunnya pertumbuhan kredit menunjukkan kondisi sektor riil dan dunia usaha. "Bank itu hanya mengikuti ke belakang, apa yang dilakukan oleh sektor riil dan dunia usaha," ujarnya di Jakarta, Sabtu, (12/9).

Ia menjelaskan, bila dunia usaha melakukan ekspansi karena pembelinya banyak, permintaan tinggi, maka pabrik pun akan menambah lini produksinya, lalu meminta tambahan kredit pada bank. Sebaliknya, kalau perekonomian lesu dan permintaan menurun, maka perusahaan akan mengurangi produksinya.

"Mereka narik kredit dari banknya juga kecil, karena investasinya lebih kecil juga. Biaya untuk beli bahan baku juga lebih rendah," jelasnya. Kondisi tersebut membuat kredit menurun.

Sigit menegaskan, bank merupakan cerminan apa yang terjadi di sektor riil. Lebih lanjut ia menuturkan, rumus pertumbuhan kredit adalah jika pertumbuhan ekonomi X, maka dibutuhkan kredit sebanyak tiga sampai empat kali X.

"Jadi kalau sekarang target pertumbuhan ekonomi lima persen, berarti kredit yang dibutuhkan antara 15 sampai 20 persen. Kalau pertumbuhan ekonomi empat persen berarti kredit yang dibutuhkan menurun antara 12 sampai 14 persen," tutur Sigit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement