REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan terus melakukan antisipasi sambil menunggu The Fed menaikkan suku bunganya. BI pun mengaku selalu berada di pasar untuk mengurangi volatilitas harian di valuta asing (valas).
Sampai hari ini The Fed sendiri belum ada tanda akan menaikkan suku bunganya. "Kelihatannya memang ada risiko untuk mundur lagi, karena memang unemployment membaik, tapi kalau lihat proyeksi inflasi masih rendah," jelas Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, di Jakarta, Jumat, (11/9).
Ia pun mengaku tak tahu kapan The Fed menaikkan suku bunga. Sebelumnya dikabarkan, di September 2015. "Kemungkinan Desember," tuturnya.
Juda menambahkan, devaluasi yuan memang memberikan dampak penurunan harga. Dampak deflasi juga terjadi di berbagai negara termasuk Amerika Serikat.
"Hal itu karena Amerika Serikat banyak impor dari Cina," tambah Juda. Menurutnya, bila Cina terdepresiasi, maka barang impornya lebih murah dan tekanan inflasinya ke bawah.