REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih mengatakan, pemerintah Turki secara resmi telah menghentikan penyelidikan safeguard atas produk kertas Indonesia. Dengan demikian, akses pasar produk kertas printing and writing paper Indonesia dapat kembali diamankan.
"Ini kesempatan yang baik bagi para eksportir dan produsen kertas di Indonesia agar dapat memanfaatkan pangsa pasar ekspornya di Turki sehingga kinerja ekspor Indonesia akan meningkat," ujar Karyanto di Jakarta, Senin (7/9).
Karyanto menjelaskan, keputusan pemerintah Turki untuk menghentikan penyelidikan tersebut berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional Turki.
Keputusan ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari konsumen dan industri pengguna, yang menyebutkan tidak ditemukan kerugian akibat produk impor kertas dari Indonesia tersebut.
Penyelidikan safeguard untuk printing and writing paper dimulai sejak 21 Juni 2014 atas permohonan dari tiga produsen kertas terbesar di Turki, yaitu Ve-Ge Hassas Kagit Ve, Alkim Kagit Sanayi, dan Kombassan Kagit Matbaa.
Sebelumnya, pemerintah Turki melakukan penyelidikan safeguard karena dilatarbelakangi dugaan terjadinya kerugian industri domestik akibat lonjakan impor produk tersebut. Pangsa pasar ekspor printing and writing paper Indonesia ke Turki selama ini memakan porsi sekitar sepuluh persen dari total impor Turki untuk produk serupa dari dunia.