REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir mengatakan, pemerintah menargetkan terwujudnya proyek pengadaan listrik 35 ribu megawatt (MW). Sebanyak 20 ribu MW bahan baku listriknya dari batu bara.
"Adaro siap berkontribusi membangun PLTU dengan energi listrik sebanyak 5.000 MW. Kalau kami bisa menyediakan 5.000 MW listrik, dari 20 ribu MW listrik itu sudah Alhamdullilah," kata pria yang akrab disapa Boy Thohir, Sabtu, (5/9).
Perusahaan nasional yang ikut dalam proyek listrik 35 ribu MW memang tak banyak. Kalau ikut proyek ini, pengadaan listriknya dilakukan dengan membuat konsorsium dengan perusahaan asing. "Perusahaan nasional biasanya menggandeng perusahaan Jepang, Korea Selatan, atau Singapura dalam proyek pengadaan listrik. Sebab pembangunan pembangkit listrik membutuhkan investasi yang sangat besar," ujar Boy.
Selain Adaro, pemain nasional yang ikut dalam pengadaan listrik 35 ribu MW antara lain Indika, Trakindo, Medco, Bakrie, Wilmar, Sinarmas, Salim Group. Tak lebih dari 10 jumlahnya dan masing-masing membuat konsorsium dengan asing untuk pendanaan. "Persiapan Adaro cukup bagus. Kami punya keunggulan, suplai batu bara yang mencukupi."
Proyek pengadaan listrik 35 ribu MW ini bukan pekerjaan mudah tapi harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Dibutuhkan sekitar 70 miliar dolar AS untuk mewujudkan proyek ini.