Jumat 04 Sep 2015 06:40 WIB

Wah, Limbah Oli Bekas di Indonesia Bisa Hasilkan Uang Rp 21 Triliun

Rep: Yulianingsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelumas. Ilustrasi.
Foto: Wikipedia/Dvortygirl
Pelumas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Limbah oli bekas di Indonesia diperkirakan mencapai 6 juta ton. Limbah oli ini diprediksikan bisa menghasilkan uang sebesar Rp 21 Triliun. Oli bekas ini bisa diolah kembali untuk dijadikan oli baru dan dijadikan bahan lain.

"Limbah termasuk Bahan Beracun Berbahaya (B3) bisa dikelola dan diolah kembali menjadi bahan yang menghasilkan uang," ujar Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementrian Lingkungan Hidup, Tuti Hendrawati Mintarsih dalam acara Bimbingan Teknis pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 di Yogyakarta, Kamis (3/9).

Kegiatan ini diikuti ratusan kepala dinas Lingkungan Hidup, dan industri di Indonesia.

Menurut Tuti, selain bermanfaat untuk lingkungan, pengelolaan limbah dan B3 bisa menciptakan sumber daya baru dan menghasilkan uang bahkan menciptakan lapangan kerja. Selain oli banyak B3 dan limbah yang bisa dikelola dan olah menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi.

Untuk pengelolaan limbah oli bekas ini kata dia, sudah ada tiga perusahaan besar di Indonesia. Mereka juga melakukan eksport terhadap hasil produk daur ulang oli bekas ini.

 

Selain oli, banyak limbah dan B3 yang bisa dikelola menghasilkan nilai ekonomi tinggi. Dia mencontohkan hasil pembakaran batu bara yang mencapai 1,5 juta ton bisa menghasilkan uang Rp 300 miliar. Sisa pembakaran batu bara ini bisa diolah menjadi batako dan beton.

Limbah indutri tembaga kata Tuti juga bisa menghasilkan nilai ekonomi tinggi. Limbah industri ini dipperkirakan menghasilkan limbah 800 ribu ton dan bisa diolah menghasilkan dana sebesar Rp 160 miliar.

"Aki bekas juga bisa diolah. Ada 120 ribu ton aki bekas di Indonesia dan bisa menghasilkan uang sebesar Rp  29,5 Miliar. Jika pengusaha banyak yang jeli maka limbahpun bermanfaat tinggi," ktanya.

Bahkan untuk limbah pembakaran batu bara, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan kerjasama dengan Kementrian Pekerjaan Umum. Kerjasama ini terkait penggunaan beton dari pemanfaatan limbah ini. "Ini merupakan antisipasi jika proyek RD ribu mega watt terlaksana maka akan banyak limbah dari pembakaran batu bara ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement