Rabu 02 Sep 2015 23:07 WIB

BTN Antisipasi Pantulan Dampak Krisis Ekonomi

Bank Tabungan Negara (BTN)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Bank Tabungan Negara (BTN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi ekonomi yang melemah membuat manajemen bank mempersiapkan langkah antisipasi tak terkecuali PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Manajemen BTN telah mempersiapkan langkah antisipasi bila memang dampak pelemahan ekonomi benar-benar menghampiri bank milik negara itu.

Direksi BTN Mansyur S Nasution, berdasarkan laporan wartawan Republika, Budi Raharjo, mengatakan sejauh ini dampak kondisi pelemahan ekonomi belum terlalu terasa di BTN. Terlebih mayoritas (89 persen) kredit yang digelontorkan BTN disalurkan untuk sektor perumahan. "Dampaknya tidak secara langsung dirasakan BTN," ujar dia di Jakarta, Rabu (2/9).

Mayoritas nasabah sektor perumahan BTN adalah pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta dan pekerja informasi (wiraswasta). Seandainya kondisi ekonomi tidak bagus, Mansyur mengatakan, BTN akan mengantisipasi nasabah dari kalangan swasta yang bergerak di sektor manufaktur khususnya yang berbasis sumber daya alam. "Kita sudah mengkaji dan mempersiapkan langkah-langkahnya," kata dia.

Hingga semester I tahun ini, rasio kredit macet (NPL) BTN sebesar 4,7 persen. Mansyur menyatakan BTN selalu merestrukturisasi kredit nasabahnya yang terancam macet. Ada atau tidaknya ancaman krisis ekonomi, BTN selalu merestrukturisasi kredit yang bermasalah. Meski ekonomi melemah, bank pelat merah ini belum melakukan restrukturisasi khusus terhadap pinjaman nasabahnya.

Direktur BTN Sulis Usdoko menambahkan restrukturisasi yang dilakukan setiap hari merupakan bagian dari prudential banking. Manajemen memandang restrukturisasi itu merupakan proses perbankan biasa. "Yang sekarang kita tekankan adalah sistem operasional yang makin baik dan terus meningkat," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement