Rabu 02 Sep 2015 18:16 WIB

Kehadiran Pabrik Baja Baru Bisa Bantu Kurangi Ketergantungan Impor

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Artha Graha Network menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama dengan China Steel Corporation (CSC) Group di Jakarta, Selasa (1/9) untuk pengembangan industri baja dan proyek lainnya di Indonesia.
Foto: dok AGN
Artha Graha Network menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama dengan China Steel Corporation (CSC) Group di Jakarta, Selasa (1/9) untuk pengembangan industri baja dan proyek lainnya di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana pembangunan pabrik baja hasil kerjasama PT Artha Metal Sinergi (AMS) bekerja sama dengan China Steel Corporation bisa mengurangi impor Tanah Air. Saat ini impor baja Indonesia masih tinggi yakni sepuluh juta ton per tahun.

“Bisa jadi, pasar pabrik baja ini tidak hanya di Indonesia, tapi juga untuk Asia Tenggara, bahkan diekspor ke negara-negara di luar Asia Tenggara,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan saat dihubungi ROL, Rabu (2/9).

Kebutuhan akan baja memang terdiri dari berbagai jenis, tapi paling tidak kehadiran pabrik ini bisa menambah jumlah pabrik baja di Indonesia. Selama ini Indonesia kerap mengimpor baja dari berbagai negara, terlebih dari China. Negara Tirai Bambu tersebut memang merupakan negara produsen baja terbesar yaitu 600 juta ton per tahun.

Rencana pendirian baja tersebut akan memasuki tahap studi kelayakan. Setelah itu baru akan ketahuan rencana bisnisnya, terutama mengenai seberapa besar kapasitas dan dimana lokasinya. “Mungkin masih lima atau enam bulan lagi baru kelihatan,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai dimana lokasi terbaik pabrik tersebut, Putu mengatakan hal ini tergantung baja yang dihasilkan apakah termasuk baja hulu atau hilir. Jika ingin menghasilkan baja hulu, sebaiknya lokasi di tempat-tempat yang memiliki banyak energi seperti Kalimantan dan Sulawesi.

“Tapi kalau mau bikin produk yang dari hilir seperti bahan baku otomotif atau konstruksi sebaiknya pilih Pulau Jawa,” ucapnya.  Putu menyebut hampir semua industri menggunakan baja. Baja sering juga disebut sebagai ibu dari sebuah industri. “Mau apapun industrinya, pasti ada unsur bajanya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement