Rabu 02 Sep 2015 18:06 WIB

Tim Teknis KA Cepat Minta Perpanjangan Waktu 7 Hari

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Djibril Muhammad
Pramono Anung
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Teknis kereta cepat Jakarta-Bandung meminta pengunduran waktu untuk menyerahkan hasil kajian dua proposal yang diajukan Cina dan Jepang pada Presiden Jokowi.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Tim Teknis akan menyerahkan rekomendasi pada Presiden Jokowi pada 7 September mendatang, atau mundur satu pekan dari jadwal awal pada 31 Agustus.

"Tim Teknis masih memerlukan waktu untuk mengkaji masukan, penilaian, evaluasi dari konsultan internasional. Maka untuk penentuan diundur tujuh hari," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/9).

Menurut Pramono, tim konsultan internasional sebenarnya sudah selesai melakukan penilaian terhadap proposal Cina dan Jepang. Hasil itu pun telah diserahkan pada Tim Teknis. Namun, Tim Teknis membutuhkan tambahan waktu agar dapat mencermati laporan dari konsultan dengan lebih adil.

"Jadi pengunduran itu atas permintaan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Tim Teknis," ungkap Pramono.

Setelah Tim Teknis menyerahkan hasil rekomendasi ke Presiden pada 7 September, selanjutnya Jokowi yang akan menentukan, apakah memilih Cina atau Jepang sebagai pelaksana proyek kereta cepat.

Dari hasil penilaian yang telah dilakukan konsultan, Pramono menyebut bahwa tiap proposal memiliki keunggulan masing-masing. Ada yang aspek sosial-ekonominya lebih baik, ada yang aspek teknologi dan keamanannya lebih unggul.

Lalu, aspek mana yang lebih dipilih pemerintah? "Yang memberikan manfaat lebih besar bagi rakyat," jawab Pramono diplomatis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement