Selasa 01 Sep 2015 20:09 WIB

Christine Lagarde Minta Indonesia Perhatikan Tiga Hal Ini

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (kiri) usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (kiri) usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Cristine Lagarde menjelaskan, sejumlah masalah terkini di dalam perekonomian global akan berdampak ke negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Maka ia mengimbau, Indonesia agar mencermati beberapa hal.

Di antaranya penurunan pertumbuhan ekonomi Cina, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, dan membaiknya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. "Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain termasuk Indonesia, maka harus mengantisipasi berbagai proses perubahan itu," ujarnya di depan ratusan mahasiswa Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa, (1/9).

Ia menjelaskan, pertama, perekonomian Republik Rakyat Cina kini berada dalam masa transisi. Pemerintah RRC sudah melakukan sejumlah penyesuaian dalam perekonomiannya, demi menuju perekonomian berbasis pasar, serta dalam penyesuaian ke model pertumbuhan baru.

Lagarde juga memperkirakan pertumbuhan RRC akan melambat. Meski begitu, RRC pun diprediksi mempunyai kebijakan dan kekuatan finansial yang cukup untuk mengelola transisi ini.

"Indonesia sebagai salah satu mitra utama Cina harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari proses tersebut," tegas Lagarde.

Ia melanjutkan, hal kedua yang harus diperhatikan Indonesia adalah, penurunan harga komoditas di pasar dunia. Diproyeksikan harga itu masih akan bertahan di level sekarang. Dengan begitu permintaan eksternal bagi Indonesia masih akan lemah.

Ketiga, Indonesia perlu antisipasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Pemulihan itu bakal membuat The Fed menaikkan suku bunganya, sehingga menyebabkan volatilitas keuangan masih akan terus berlangsung.

"Perkembangan keuangan global masih mengkhawatirkan, namun Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi turbulensi ekonomi seperti pada 2013 lalu," ujar Lagarde. Pada 2013, terjadi arus modal keluar dari emerging economies Indonesia, sesudah ada sinyal bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement