REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus mantan menteri, Emil Salim, menilai pelaksanaan proyek pemerintah yang juga membutuhkan biaya pembangunan dalam dolar AS sebaiknya ditunda. Alasannya, saat ini kondisi perekonomian negara tengah melemah dan pemerintah perlu membatasi penggunaan dolar.
"Pokoknya sekarang dalam keadaan kita menghadapi persoalan dolar, lebih baik ikat pinggang dikencangkan. Mari kita hemat dolar. Nantikan sebentar lagi krisis bisa diatasi," kata Emil usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (1/9).
Setelah pemerintah dapat memperbaiki kondisi ekonomi saat ini, sambung Emil, pemerintah dapat melanjutkan pelaksanaan rencana proyeknya. Pernyataan Emil tersebut menanggapi pelaksanaan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Kalau sudah diatasi barulah kita pikir yang lain-lain. Sekarang inikan jangan dulu. Kan pemerintah giat mengusahakan supaya dolar jangan keluar tapi masuk," jelas Emil.
Emil menilai, proyek kereta api cepat ini merupakan proyek jarak pendek, yakni hanya 180 kilometer. Ia pun mempertanyakan prioritas dilaksanakannya proyek ini, terlebih kereta api cepat ini dibangun di Pulau Jawa yang sudah memiliki transportasi kereta api.
"Jadi apa ini prioritas? Apa tidak lebih baik di Sumatera dan macam-macam dibangun," tambah dia.
Selain itu, ia juga mempertanyakan anggaran biaya pembangunan yang separuhnya menggunakan dolar. Terlebih saat ini, nilai tukar dolar semakin menguat. Pemerintah pun dinilainya tak konsisten, sebab di saat yang sama pemerintah tengah berupaya menghemat penggunaan dolar AS.