Senin 31 Aug 2015 22:56 WIB

Ini yang Dibahas Para Ekonom Saat Diundang Jokowi ke Istana

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini sejumlah ekonom diundangkan Presiden Joko Widodo ke istana. Salah satunya adalah pengamat ekonomi Yanuar Rizky. Yanuar mengaku diundang makan siang bersama Jokowi sembari untuk membicarakan kondisi ekonomi terkini.

Dia mengungkapan, ada banyak hal yang akhirnya bisa disampaikan para ekonom kepada presiden langsung, terlebih terkait pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Salah satu yang dia utarakan kepada Jokowi adalah kebijakan pemerintah yang harus fokus kepada problem jangka pendek, yakni inflasi. Yanuar menilai, pemerintah harus segera melakukan operasi pasar untuk menahan laju inflasi.

"Saya sampaikan bahwa dalam situasi seperti ini kita ga bisa semuanya mau. Menurut saya, yang lebih baik yang penting dan genting dulu dipersiapkan. Terkait jangka pendek kalau saya harus fokus ke inflasi. Ke harga harga di masyarakat. Seperti harga sembako dan sebagainya harus dipersiapkan dengan operasi pasar terbuka yang berbeda," ujar Yanuar, Senin (31/8).

Dalam pembicaraan siang tadi, Yanuar melanjutkan, masing-masing ekonom diberikan kesempatan berbicara menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi saat ini. Selain soal langkah jangka pendek untuk menekan inflasi, Yanuar juga menyampaikan soal pandangan ke depan mengenai kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dia menilai, rupiah tidak bisa meningkat nilainya dalam waktu dekat ini.

"Karena ada beberapa faktor yang belum ke arah sana. Karena pertarungan antara bank central AS, Jepang, China, dan Eropa belum selesai. Jadi bahwa pada akhirnya akan selesai iya. Bahwa dolar akan ke bawah lagi iya. Tapi tidak akan dalam waktu dekat. Ini yang bedakan kondisi hari ini dan 2008. Karena ini belum ke titik terbawah," katanya.

Selain itu, Yanuar menambahkan, Jokowi juga diberi masukan untuk jangka menengah dengan melakukan perbaikan di bidang struktur pangan dan energi. Yang paling penting, katanya, adalah menekan inflasi terlebih dahulu karena dampaknya akan langsung dirasakan oleh rakyat.

"Jadi kalau lihat kurva di depan kan kita harus selamatkan yang penting dulu. Inflasi. Jangka menengah perbaiki struktur pangan dan energi," ujar Yanuar.

Ditanya apa tanggapan Presiden Jokowi atas saran dan masukan para ekonom, Yanuar enggan mengatakan lebih jauh. Dia hanya mengungkapkan bahwa Jokowi lebih banyak menerima masukan dibanding ikut memberikan pandangan.

"Jokowi hanya mendengar tidak banyak bicara. Kalau soal tanggapan Pak Jokowi jangan tanya saya," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement