Sabtu 29 Aug 2015 14:15 WIB

'Sekarang Belum Krisis, Hanya Perlambatan Ekonomi'

Rep: c03/ Red: Esthi Maharani
Rupiah
Foto: Antara
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi nasional memang terus mengalami perlambatan. Sebagaimana diketahui, dari data Badan Pusat Statistik menunjukan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2015 hanya berada di kisaran 4,67 persen turun dari luartal pertama  4,72 persen. Padahal di triwulan II 2014 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,03 persen.

Meski demikian menurut Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis Kanor Staf Presiden, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan hal ini bukan berati Indonesia berada di tepi jurang krisis.

"Sekarang belum sampai kondisi krisis, kita hanya mengalami perlambatan," kata Purbaya di Jakarta, Sabtu (29/8) siang.

Purbaya menjelaskan kondisi saat ini pun tidak bisa disamakan dengan krisis yang terjadi di 1998. Kata dia pada era pemerintahan Soeharto itu ekonomi nasional mengalami kontraksi 13,1 persen, sementara saat ini tumbuh 4,7 persen.

Untuk itu, pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk segera memperbaiki keadaan agar pertumbuhan ekonomi tidak mengalamai perlambatan lebih jauh.

"Presiden sudah mengambil langkah kebijakan fiskal, tapi itu tidak bisa dilihat langsung, perlu waktu," tuturnya.

Dia menjelaskan saat ini pemerintah terus berupaya mempercepat dampak kebijakan fiskal yang ada sehingga terjadi titik balik dalam pertumbuhan ekonomi.  Di antaranya dengan menjaga daya beli masyarakat, menggelontorkan dana untuk masyarakat miskin, mempercepat penyerapan anggaran dan percepatan proyek infrastruktur yang sebelumnya tertunda.

"Daya beli sebetulnya masih ada terlihat, cuma masyarakat takut. Jadi sekarang bagaimana kita bisa kembalikan sentimen positif lagi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement