Sabtu 29 Aug 2015 03:20 WIB

SPMI Tangerang Perkirakan 5 Ribu Buruh Terancam PHK

Rep: C36/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Buruh pabrik.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Buruh pabrik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua Serikat Pekerja Metal Seluruh Indonesia (SPMI) Kota Tangerang, Riden Hatam Aziz, memperkirakan 5.000 pekerja berpeluang mengalami PHK akibat melemahnya kondisi ekonomi. Manajemen perusahaan telah menyatakan hanya mampu mempertahankan para pekerja maksimal hingga dua bulan ke depan.

"Kami perkirakan akan ada 5.000 anggota kami yang terimbas PHK. Mereka merupakan pekerja di industri otomotif mesin komponen, industri elektronik elektrik dan industri logam," jelasnya saat dihubungi Republika, Jumat (28/8) sore.

Saat ini, lanjutnya, perusahaan belum menyatakan PHK atau merumahkan pekerja. Hanya saja, jam kerja mereka sudah dikurangi. Dari yang tadinya bekerja dalam tiga shift berkurang menjadi dua shift. Pekerja yang bekerja dalam dua shift kini bekerja satu shift saja.

Meski begitu, upah pekerja tetap dibayar normal. Hanya tunjangan saja yang ditiadakan karena tak ada shift malam.

"Meski begitu, kami tetap mewaspadai kondisi ke depan. Sebab, manajemen perusahaan sudah mengkomunikasikan bahwa kemampuan mempertahankan karyawan hanya tinggal satu sampai dua bulan lagi," ungkapnya.

Saat ini, pihaknya telah menempuh berbagai cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Salah satunya menemui Walikota dan Gubernur untuk mengadukan kondisi mereka.

Pada 1 September mendatang, pihaknya juga akan menggelar aksi di Istana Negara bersama rekan-rekan buruh lainnya. Menurut Riden, pihaknya akan menyuarakan tuntutan agar pemerintah segera mengatasi polemik ekonomi dan menjamin ketiadaan PHK bagi para buruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement