Jumat 28 Aug 2015 23:44 WIB

Ekonomi Melemah, SPSI Sebut 2500 Perusahaan Terancam Collapse

Rep: C37/ Red: Bayu Hermawan
 Puluhan massa dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) melakukan aksi diam di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (18/11).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Puluhan massa dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) melakukan aksi diam di Bundaran HI, Jakarta, Selasa (18/11). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Akibat kondisi ekonomi yang sulit, saat ini ada satu perusahaan di Bekasi yang gulung tikar. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) R Abdullah menyebutkan kemungkinan akan ada sekitar 2500 perusahaan yang akan mengalami krisis jika pemerintah tidak segera melakukan intervensi.

"Kalau masalah ini tidak terkendali sampai Desember, untuk perusahaan yang tidak mampu bersaing pasti kolaps. Ada 5000 perusahaan di Bekasi, sekitar 50 persennya bisa collapse," ujarnya pada Republika, Jumat (28/8).

Ia mendesak pemerintah untuk melakukan maping, mana perusahaan yang tangguh, mana perusahaan yang setengah tangguh dan tidak tangguh bertahan dalam kondisi ekonomi saat ini. Namun, ungkap Abdullah, dari SPSI sendiri sudah ada gambaran perusahaan mana saja yang akan mengalami krisis dan terancam merumahkan dan mem-PHK pekerja.

"Kita punya gambaran. Yang pertama, perusahaan yang bahan bakunya impor tapi hasil produk jualnya lokal. Kedua, problem utama kita yaitu perusahaan yang padat karya. Ketiga, yang teknologinya sedikit tertinggal, tidak modern. Keempat, yang memproduksi produk yang sifatnya kebutuhan sekunder, ini pasti akan mengalami krisis," jelasnya.

Menurutnya, di Bekasi ada sekitar 5000 perusahaan, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 600 ribu orang. Jika pemerintah tidak segera melakukan intervensi, lanjut Abdullah, sekitar 50 persen dari perusahaan industri, yaitu 2500 perusahaan yang ada di Bekasi akan mengalami krisis.

Jadi ada sekitar 300 ribu pekerja yang terancam harus dirumahkan atau diPHK karena perusahaan krisis. "Kalau turun tingkat produksi sampai 40 persen, berarti tidak kurang dari 120 ribu orang pekerja di seluruh Kabupaten Kota Bekasi terancam," katanya.

Ini juga berakibat pada keluarga si pekerja. Jadi, lanjut Abdullah, pemerintah harus segera mencarikan solusi atas masalah pekerja ini. "Kan mereka punya istri sama anak juga. Keluarga mereka juga bagaimana?" ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement