Kamis 27 Aug 2015 22:45 WIB

Tiga Taipan Properti Raih GPA

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Didi Purwadi
Sejumlah warga memerhatikan maket salah satu rumah dalam suatu pameran properti di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/12).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah warga memerhatikan maket salah satu rumah dalam suatu pameran properti di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditengah kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, kalangan industri properti memberikan penghargaan Golden Property Award (GPA) kepada insan properti yang telah berjasa membangun industri properti tanah air.

Direktur Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, Rabu (26/8), selaku penyelenggaran kegiatan tersebut, berharap GPA menjadi ajang bergengsi dan menjadi barometer penghargaan tertinggi dalam bisnis properti.

Sejak Mei lalu, tim kerja dari IPW telah melakukan penelitian terhadap 25 nominator di wilayah Jakarta, Banten, Bekasi, Bogor, Cikarang, Karawang dan Bandung.

Mereka bergerak di bisnis perumahan, komersial hingga perumahan sederhana. Hal itu sebagai upaya memberikan dukungan terhadap proyek sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah Indonesia. ''Ini baru pertama kali dilaksanakan," kata Ali.

Dalam penghargaan tersebut, tiga taipan properti tanah air, Pimpinan Ciputra Group Ir Ciputra, Pimpinan Lippo Group Dr (HC) Mochtar Riady dan Pimpinan Agung Podomoro Group Trihatma K. Haliman mendapatkan penghargaan lifetime achievement atas dedikasi mereka dalam membangun industri properti Indonesia.

Ir Ciputra dalam sambutannya menegaskan pentingnya integritas, profesionalisme dan entrepreneurship (IPE) dalam membangun manajemen organisasi. "Budaya perusahaan akan berkembang dengan baik bila ada ketiganya," kata Ciputra.

Sedangkan Mochtar Riady menegaskan peran lebih besar lagi dari pemerintah dalam mendorong kemajuan industri properti Indonesia karena perannya yang sangat besar bagi stabilitas ekonomi nasional. Pemerintah perlu mengurangi pajak properti dan memberikan insentif guna merangsang pertumbuhan bisnis properti. "Di AS dan Cina bisa bertahan karena industri properti mereka yang menyangkut industri lainnya," kata Mochtar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement