Kamis 27 Aug 2015 19:50 WIB
Rupiah Melemah

Strategi Perseroan Bertahan di Tengah Turbulensi Ekonomi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Amir Abdi Jusuf Chief Executive Partner serta CEO RSM AAJ Assosiates
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Amir Abdi Jusuf Chief Executive Partner serta CEO RSM AAJ Assosiates

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menghadapi turbulensi ekonomi seperti sekarang, perusahaan harus memiliki strategi agar bisa bertahan. Salah satunya dengan efisiensi.

Perusahaan konsultan profesional terintegrasi di bidang audit, pajak, dan business advisory RSM AAJ menyatakan, efisiensi merupakan salah satu strategi jangka pendek yang harus dilakukan di saat kondisi ekonomi bermasalah. "Hanya saja jangan semua dibuang, terutama yang berkontribusi jangan langsung dibuang," ujar Corporate Finance and Transaction Support RSM AAJ Wijadi Tan, dalam diskusi bertema 'Tantangan dan Strategi Korporasi Hadapi Turbulensi Ekonomi', di Jakarta, Kamis, (27/8).

Ia menegaskan, mengurangi biaya jangan sampai mengurangi kualitas. Jadi saat ingin mengurangi biaya, pastikan tak mempengaruhi nilai bisnis.

"Untuk bisa survive apa yang harus dirampingkan harus dilakukan. Intinya mengencangkan ikat pinggang agar lebih langsing," tutur Wijadi.

Selain efisiensi, dalam masa kontraksi perusahaan juga bisa melakukan divestasi, downsizing, outsourcing, serta restrukturisasi hutang. Wijadi menjelaskan, divestasi merupakan strategi dengan mengurangi aset atau anak perusahaan yang tak berjalan baik, terutama dilakukan untuk non performing aset (NPA).

Sedangkan downsizing dilakukan dengan menurunkan jumlah karyawan serta mengecilkan skala bisnis. "Jadi dikecilkan karena tidak ekonomis, misalnya menutup sementara beberapa lokasi yang tak menguntungkan, lalu fokus pada lokasi yang menguntungkan," jelasnya.

Selanjutnya, perlu bagi perusahaan melakukan outsourcing agar menghemat dana investasi. "Misalnya penangan sistem penggajian, pelaporan keuangan, dan lainnya dengan menggunakan pihak luar perusahaan sehingga tinggal bayar fee-nya," tutur Wijadi.

Strategi berikutnya, perusahaan dapat bernegosiasi dengan kreditur, cara itu termasuk alternatif yang biasa dilakukan dalam restrukturisasi hutang. Nantinya kreditur bisa mengurangi atau menunda pembayaran bunga dan cicilan hutang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement