Kamis 27 Aug 2015 19:32 WIB
Rupiah Melemah

Tren Pertumbuhan Menurun Sejak 2013, Perusahaan Harus Hati-Hati

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan konsultan profesional terintegrasi di bidang audit, pajak, dan business advisory RSM AAJ menyatakan, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun sejak 2013. Bahkan pada kuartal II 2015 hanya 4,67 persen, padahal di kuartal sebelumnya 4,71 persen.

Partner Corporate Finance and Transaction Support RSM AAJ Wijadi Tan menyebutkan, penurunan itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya masih lemahnya ekspor, serta berkurangnya investasi dan belanja pemerintah. Bahkan konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen pertumbuhan paling stabil dan berkontribusi cukup besar terhadap PDB, juga sempat menurun.

"Selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjaga karena kita memiliki daya beli masyarakat yang tinggi, sebab lebih dari 200 juta jiwa rakyat Indonesia," jelasnya dalam diskusi publik, di Kantor RSM AAJ, di Jakarta, Kamis, (27/8). Meski begitu, menurutnya Indonesia jangan hanya mengharapkan dari komponen tersebut.

Ia menegaskan, perekonomian di Indonesia memang tengah melambat. Nilai tukar rupiah pun merosot melebihi rekor terendah, yakni Rp 14 ribu per dolar AS.

"Semua harga saham juga turun," tambahnya. Wijadi mengimbau, semua perusahaan harus berhati-hati dan mengecangkan ikat pinggang bila ingin tetap bertahan di tengah perlembatan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement