REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara Peter Jacobs menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat adalah peluang untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Jika hal itu bisa dimanfaatkan, maka ini mampu menghasilkan pendapatan daerah yang cukup besar, terutama Sulut.
Peter mengatakan, industri pariwisata Bali mungkin sedang menikmati kondisi pelemahan rupiah seperti saat ini.
"Pelaku pariwisata harus dapat cepat menangkap peluang di depan mata, agar mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik," ujarnya, Kamis (27/8).
Pelemahan rupiah ini tidak seharusnya membuat masyarakan panik karena pemerintah dan BI terus menjaga fluktuasi pergerakan rupiah.
Walaupun rupiah sudah mencapai Rp 14 ribu per dolar AS, namun fluktuasinya tetap terjaga sehingga diharapkan masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasa/
Para pelaku usaha di dunia swasta, menurut dia, sudah bisa mengantisipasinya karena mereka tahu fluktuasi rupiah tetap terjaga stabil.
Ia menilai kondisi pelemahan rupiah saat ini tidak sama dengan yang terjadi beberapa tahun lalu yang secara drastis mengalami depresiasi.