REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) optimistis ada penguatan ekonomi di semester kedua. Sebab, pemerintah sudah melakukan koordinasi dengan kepala daerah dan menteri untuk membuat kepastian hukum.
"Kita punya harapan semester kedua itu lebih kuat," kata Gubernur BI, Agus Martowardoyo usai bertemu pimpinan DPR di kompleks parlemen Senayan, Rabu (26/8).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua tahun terakhir memang mengalami penurunan. Namun, melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih disebabkan karena adanya pemerintahan baru, APBN-P juga baru disetujui pada Februari, penyesuaian nomenklatur baru, pengisian jabatan serta lelang.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi hanya ada di angka 4,7 persen disebabkan pencairan di pusat dan daerah agak telat. Namun, Presiden sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Hasilnya, pencairan anggaran pemerintah akan semakin tinggi, dan pembangunan infrastruktur menjadi lebih tinggi lagi.
Agus mengatakan, pembiayaan infrastruktur nanti akan menggunakan tiga jalur, yaitu APBN, APBD, serta BUMN. Sebab, BUMN diberi modal tambahan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, dan publik service partnership, seperti listrik yang saat ini sedang didiskusikan.
Kalau semua ini ada, kata dia, akan menciptakan kepastian. Hal itu akan membuat sektor swasta bangkit, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih baik di semester kedua.
Selain itu, imbuh Agus, kita juga sedang bersiap agar ekonomi di 2016 lebih baik. Sebab, dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi dunia di kisaran 3,3-3,4 persen, padahal, 2016 nanti akan naik menjadi 3,8 persen. Amerika sudah membaik, Eropa walau ada tantangan juga, di Yunani akan baik, di Jepang juga.
"Dan kita kemarin mendengar di China kemarin sudah melakukan penurunan tingkat bunga, ekonominya juga baik, nah ini kita harapkan di 2016, lebih baik dan akan menciptakan confident," kata Agus.