Rabu 26 Aug 2015 20:26 WIB

Saingi Cina, Jepang Beri Tawaran Baru pada Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Ilham
?Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran China High Speed Railway On fast Track di Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8).  (Republika/Tahta Aidilla)
?Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran China High Speed Railway On fast Track di Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Perdana Menteri Jepang, Izumi Hiroto, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/8). Hiroto datang dengan membawa tawaran baru terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang diajukan negaranya.

"Saya mengatakan kepada Presiden bahwa Jepang ingin membantu Indonesia memiliki kereta cepat yang akan dikelola oleh Indonesia dan akan dimanfaatkan rakyat," kata Hiroto.

Jepang sebelumnya telah menyerahkan proposal dan hasil studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang mereka tawarkan pada Presiden Jokowi. Namun, Negeri Sakura tersebut harus bersaing ketat dengan Cina, yang juga telah menyerahkan proposal, untuk menjadi pelaksana proyek kereta cepat.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, Jepang datang untuk menawarkan keringanan dalam dana pendamping pemerintah. "Yang tadinya harus seluruhnya sekarang tidak harus seluruhnya," ujarnya.

Menurut Darmin, keringanan soal dana pendamping itu merupakan poin tambahan yang belum ada di proposal sebelumnya. Selain itu, Jepang juga menyatakan sanggup menyelesaikan proyek dalam waktu lebih cepat.

Darmin mengatakan, pemerintah akan tetap memperhitungkan tawaran itu. Kendati begitu, pemerintah tak akan memberi perpanjangan waktu penilaian pada konsultan yang tengah bekerja.

"Kalau ada tawaran yang baru begini, kita harus pikirkan. Nanti Cina juga bakal begitu. Padahal seharusnya kita sudah mau tutup proses penilaian ini dalam satu-dua hari," kata dia.

Dalam membuat keputusan, Darmin menyatakan pemerintah tak akan menerima mentah-mentah hasil penilaian konsultan. Sebab, konsultan nanti akan mempresentasikan hasil kajian mereka di hadapan menteri-menteri terkait.

"Dari sana kita buat kesimpulan dan akan disampaikan ke Presiden. Misalnya, ada catatan dari konsultan, silakan Presiden yang memikirkan," kata Darmin.

Sebelumnya, pada awal pekan lalu, Ketua Badan Pembangunan Nasional Cina Xu Shaoshi telah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka untuk menyampaikan hasil studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Cina berusaha meyakinkan Presiden Jokowi dengan menjamin proyek yang mereka tawarkan paling aman dan menguntungkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement