Rabu 26 Aug 2015 16:14 WIB

Gejolak Ekonomi tak Ganggu Bisnis Bank BJB

Rep: Sandy Ferdiana/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Di tengah gejolak bursa saham dan melemahnya rupiah, Bank BJB optimistis bisa meraup laba sesuai target. Hasil kerja keuangan triwulan II 2015, Bank BJB mampu mencatat laba bersih sebesar Rp 582 miliar.  Gubernur Jabar Ahmad Heryawan selaku pemilik saham dominan mengatakan, banyak pihak mengkhawatirkan kondisi ini berimbas pada kinerja perbankan nasional. Hingga saat ini, papar dia, Bank BJB masih mencatat keuntungan.

Kalau pun ada capaian target yang sedikit meleset, tegas Aher panggilan akrab Ahmad Heryawan, dipastikan tidak terlalu signifikan dalam meraih target perusahaan.  ''Yang terjadi saat ini, Alhamdulillah Bank BJB bukan rugi tetapi malah untung,'' tuturnya di Bandung, Rabu (26/8). Diakuinya, paling tidak di tengah kondisi ekonomi saat ini, Bank BJB hanya mengkoreksi target keuntungan tahun ini.

Koreksinyapun, diyakini Aher tidak akan terlalu signifikan. Jika Yang menjadi masalah jika Rupiah melemah terhadap Dolar US lalu Bank BJB rugi, maka itu boleh dikategorikan masalah. Kalau pun kemungkinan yang terkoreksi itu adalah target deviden bagi  pemegang saham, pihaknya tetap yakin bahwa kinerja Bank BJB di bawah kepengurusan saat ini  masih tumbuh dan berkembang. b''Posisi untung (2015) masih kuat. Tahun lalu keuntungannya Rp1,2 triliun, sekarang bahkan bisa Rp 1,4 triliun, bahkan targetnya Rp1,6 triliun, canggih banget,'' tambah Aher. Pihaknya masih menoleransi kalaupun pencapaian keuntungan korporasi bergeser ke angka Rp 1,3 triliun - Rp 1,4 triliun. 

         

Pada kesempatan terpisah, Dirut Bank BJB Ahmad Irfan menambahkan, hingga triwulan II 2015, Bank BJB mencatat laba bersih sebesar Rp  582 miliar.  Raihan laba bersih triwulan II itu meningkat  21,8 persen year on year (yoy). Sementara total aset Bank BJB hingga triwulan II 2015 meningkat sebesar 22,1 persen (year on year). Selain aset, kata Irfan, pertumbuhan pun terjadi pada dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 82,7 triliun atau meningkat sebesar 32,4 persen (year on year). Nilai DPK itu tercatat di IDX dengan ticker BJBR. 

Menurut Irfan, di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat ini, kinerja Bank BJB justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada triwulan II 2015 ini, kredit Bank BJB mengalami pertumbuhan sebesar 14,8 persen, dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp52,2 triliun.

Sekitar 69 persen dari nilai kredit itu merupakan kredit konsumer. Kredit konsumer, kata dia, masih menjadi captive market Bank BJB. Kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas, lanjut dia, tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat.

Biaya operasional bank mengalami peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya bisnis bank serta jaringan kantor Bank BJB. Tahun ini, pihaknya akan fokus meningkatkan market share DPK melalui promosi, pemasaran produk dana dan inovasi produk.

Selain itu menurut Irfan Bank BJB pun terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan elektronik banking untuk meningkatkan fee based income. Hingga triwulan II 2015, fee based income Bank BJB mengalami kenaikan 29,3 persen.  Pihaknya akan terus berupaya menjadi bank nasional dengan pertumbuhan profit yang tinggi dan berkesinambungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement