REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menilai hal yang aneh bila Indonesia yang dikenal luas dengan jumlah penduduk besar dan sumber daya alam sangat luas itu mengalami krisis daging.
"Indonesia adalah negara kaya dengan potensi alam dan kemampuan rakyatnya yang baik ditambah lahan yang sangat luas, mustahil dan aneh kalau sampai Indonesia krisis daging sapi," kata Mahyudin dalam rilis Humas MPR RI, Sabtu (22/8).
Berdasarkan data yang diperoleh Mahyudin, populasi sapi di Jawa Timur saja mencapai 4 juta ekor, sehingga seharusnya jika beberapa provinsi pengembangan ternaknya mendapat dukungan pemerintah, semestinya Indonesia tidak perlu impor sapi.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah dalam hal ini seharusnya mampu mengembangkan peternak sapi di Indonesia secara keseluruhan sehingga Indonesia tidak perlu bergantung kepada Australia soal daging sapi.
"Banyak daerah-daerah selain Jatim yang sangat berpotensi antara lain, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Donggala juga Kalimantan. Saya yakin peternaknya bagus hanya butuh daya dukung saja, saya melihat langsung dan saya percaya kepada kemampuan peternak kita. Pemerintah harus fokus memberikan daya dukung kepada peternak," katanya.
Dalam skala besar, lanjutnya, pemerintah harus punya cetak biru peternakan sapi di Indonesia dengan target minus impor dan harus menuju swasembada daging sapi.
Pada intinya, menurut dia, adalah bagaimana Indonesia menjadi negara berdaulat dan mandiri serta tidak mengandalkan impor daging terus-menerus.
Sebelumnya, Pemerintah siap mengimpor 300 ribu ekor sapi untuk mengatasi kelangkaan pasokan daging sapi dan menjaga stabilitas harga komoditas tersebut, yang saat ini melambung tinggi di beberapa daerah.