Sabtu 22 Aug 2015 15:42 WIB

Nasdem: Kelangkaan Daging Ayam karena Ulah Mafia

Rep: Issha Harruma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Seorang pria memperhatikan los penjualan ayam yang kosong di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (20/8).  (Foto : Septianjar Muharam)
Seorang pria memperhatikan los penjualan ayam yang kosong di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (20/8). (Foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengikuti harga daging sapi yang melonjak, harga daging ayam potong saat ini juga ikut mengalami kenaikan. Penyebabnya sama seperti pedagang daging sapi, para pedagang ayam di sejumlah daerah mogok berjualan dan menimbulkan kelangkaan.

Anggota komisi IV DPR Fadholi mengatakan, kelangkaan daging ayam tersebut tidak hanya terjadi karena minimnya pasokan, tetapi juga karena adanya dominasi dari perusahaan pakan ternak unggas, khususnya ayam. Bahkan, ia menduga ada mafia yang sedang bekerja mempengaruhi harga.

Indikator yang dia gunakan, yakni fakta bahwa sektor perunggasan saat ini hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan. “Terbatasnya perusahaan atau kelompok (produsen) pakan ayam, menimbulkan ketergantungan peternak terhadap mereka sangat tinggi sekali,” kata Fadholi di Jakarta. Sabtu (22/8).

Menyikapi permasalahan tersebut, Fadholi mengatakan, pihak kepolisian harus menyelidiki indikasi adanya para mafia daging, baik sapi maupun ayam. Ia pun menyebut, ke depan, perlu ada inovasi untuk menjamin pasokan ayam agar selalu mencukupi kebutuhan masyarakat. Salah satunya, dengan upaya pengembangan kembali peternakan ayam kampung.

"Sehingga dengan pengembangan peternakan ayam kampung tersebut, kebutuhan daging ayam tidak hanya bersumber dari daging ayam negeri (ayam potong) saja," ujarnya.

Untuk mendorong realisasi peternakan ayam kampung tersebut, politikus Partai Nasdem itu menekankan perlunya pemerintah mensubsidi pakan dan sarana pendukung lainnya kepada peternak ayam. Menurutnya, dengan adanya subsidi pakan setidaknya dapat membantu produksi dan meningkatkan kesejahteraan para peternak.

“Jika mereka diminta untuk berternak ayam tetapi jika tidak memberikan keuntungan. Atau malah sebaliknya mendapatkan kerugian. Maka untuk menggalakan ternak ayam secara masif akan sulit dilakukan,” kata Fadholi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement