Jumat 21 Aug 2015 18:36 WIB

Urusan Ayam Mahal, Pemerintah Dinilai Lakukan Intervensi Berlebihan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
?Pedagang sedang menjual ayam potong di pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (20/8).   (Republika/Tahta Aidilla)
?Pedagang sedang menjual ayam potong di pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (20/8). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai terlalu melakukan intervensi secara berlebihan menyikapi permasalahan daging ayam yang harganya dikabarkan melambung. Ketimbang melakukan sikap reaktif dan mewacanakan operasi pasar, lebih baik pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh dan memastikan pasokan daging ayam benar-benar tersedia di pasar.

"Masih ada kesan pemerintah ingin menstabilkan dengan cara menguasai pasar, padahal pasar tidak bisa dikuasai," kata Direktur Studi Pertanian Universitas Padjajaran Ronnie Susman Natawidjaja kepada ROL pada Jumat (21/8).

Sebelumnya, ia juga menyebut urusan melambungnya harga daging ayam disebabkan kebijakan pembatasan impor sapi yang tak didukung data akurat. Oleh karena itu, penyelesaian masalah ayam mahal yakni dengan cara memulihkan masalah impor sapi.

Operasi pasar terhadap segala komoditas yang tiba-tiba mahal harganya pun dinilainya tak efektif. Bahkan malah dapat mengacaukan harga serta mengganggu pasokan di pasar.

"Itu kebijakan instan, mahal dan efektif di level politis saja bahwa pemerintah melakukan sesuatu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement