Selasa 18 Aug 2015 16:51 WIB

Tambang Bawah Tanah DLMZ Freeport Siap Produksi September 2015

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pekerja melintas berlatarbelakang pegunungan Jayawijaya di kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja melintas berlatarbelakang pegunungan Jayawijaya di kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMBAGAPURA -- Tambang bawah tanah Deep Mile Level Zone (DMLZ) yang dioperasikan PT Freeport Indonesia siap memulai produksi perdananya pada medio September 2015 mendatang.

VP Underground Operations Freeport Hengky Rumbino menjelaskan, pada produksi pertamanya nanti pihaknya menargetkan kuota sebesar 10 ribu ton bijih per hari. Target jangka panjangnya, DMLZ mampu produksi 80 ribu ton per hari pada medio 2021.

"Kami sudah investasi 1,5 miliar dolar untuk DMLZ ini. Dibangun sejak 2008, tahun ini sudah bisa produksi," ujar Hengky, Selasa (18/8).

Penambangan bawah tanah DMLZ merupakan satu dari 4 penambangan bawah tanah yang dimiliki Freeport. DMLZ sendiri dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti masjid dan gereja. Bisa jadi, tempat ibadah di DMLZ adalah yang terdalam di Indonesia karena terletak di kedalaman 1.500 dari permukaan tanah di atasnya.

Sekadar informasi, pada 2017 nanti, penambangan terbuka (open pit) Grasberg milik Freeport akan berhenti beroperasi. Untuk menambal kapasitas produksi inilah DMLZ dibutuhkan. Pada puncak produksi seluruh penambangan bawah tanah sendiri, Freeport akan memroduksi lebih dari 250 ribu ton konsentrat per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement