Kamis 13 Aug 2015 20:12 WIB

Reshuffle Kabinet Dinilai Dorong IHSG

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit setelah jeblok selama dua hari belakangan. Kemarin (12/8), IHSG terpuruk meski Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinet barunya.

Pada reshuffle Kabinet Kerja siang kemarin, nama Darmin Nasution muncul sebagai Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang baru. Meski begitu, pada penutupan sore harinya pasar saham tetap tak berkutik dan terus melemah hingga 3,096 persen atau minus 143,1 poin ke level 4.479,49.

Namun, indeks saham hari ini, Kamis (13/8), akhirnya berhasil ditutup menguat 2,34 persen atau 104,76 poin ke level 4.584,25. Ekonom INDEF, Enny Sri Hartati melihat ada sentimen positif dalam hal ini.

Namun, Enny juga mengingatkan, dulu sesaat pertama kali Joko Widodo dilantik pun pasar saham merespons dengan positif. Saat itu saham juga bergerak menguat.

"Tapi itu nggak lama kan? Yang paling penting bukan soal sentimen, tapi bagaimana menumbuhkan kepercayaan pasar," tegasnya kemudian, ketika dihubungi, Kamis (13/8).

Menurutnya sentimen positif ini seperti kalimat yang masih diakhir koma. Hal ini harus dilanjutkan dengan kinerja dan langkah yang kemudian bisa diterima pasar.

"Kalau tidak sentimen itu bisa berbalik jadi negatif lagi, jadi nggak berhenti sampai di situ," lanjut Enny.

Dalam hal ini ia menegaskan bukan berarti munculnya nama Darmin Nasution ini tak akan memperpanjang harapan akan adanya perbaikan di masa depan. Menurutnya, saat ini bukan saatnya lagi hanya bergantung pada harapan.

"Tapi bagaimana menunjukkan adanya langkah nantinya daya beli masyarakat meningkat, begitu juga produktifitas nasional, itu yang terpenting dalam jangka pendek ini," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement