Selasa 11 Aug 2015 17:36 WIB

Harga Daging Sapi Melambung, Importir Salahkan Dolar

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang daging sapi melakukan aksi dengan memasang poster di los daging Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (10/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pedagang daging sapi melakukan aksi dengan memasang poster di los daging Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Mahalnya harga daging sapi, tidak murni disebabkan oleh masalah tidak seimbangnya antara pasokan dan kebutuhan.  Sekretaris Forum Peternak Budidaya Penggemukan Sapi Jawa Barat G Ginanjar Noor yang juga menjabat sebagai Direktor Operasional  PT Citra Agro Buana Semesta, menyebutkan kenaikan harga daging sapi di wilayah Jakarta dan sebagian Provinsi Jawa Barat, dipengaruhi oleh anjloknya nilai kurs rupiah.

''Banyak yang mempengaruhi harga daging sapi. Bukan hanya masalah keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan atau suply and demand. Tapi anjloknya nilai rupiah terhadap dolar AS, juga ikut mempengaruhi kenaikan harga daging sapi,'' kata pria yang akrab disapa Gigin ini, Selasa (11/8).

PT Citra Agro Buana Semesta merupakan perusahaan importir sapi bakalan yang mendatangkan sapi bakalan dari Australia. Pelabuhan yang digunakan untuk mendatangkan sapi bakalan ini, adalah Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Namun pemasaran utama sapi hasil penggemukan perusahaan ini, adalah untuk wilayah Jawa Barat dan Jakarta.

Dia menyebutkan, dalam masalah penentuan kuota impor sapi, pemerintah tentunya sudah memperhitungkan antara pasokan sapi lokal dan kebutuhan masyarakat. Selama ini, kata Gigin, pemerintah sudah memiliki angka-angka yang pasti mengenai ketersediaan sapi lokal yang diharapkan bisa menjadi tulang punggu pemenuhan daging sapi nasional. 

Berdasarkan angka itu pula, pemerintah menetapkan kuota impor sapi yang sebagian besar didatangkan dari Australia. ''Sebagai salah satu perusahaan yang bergelut dalam bidang usaha sapi impor, kami patuh dan taat pada ketentuan pemerintah. Berapa pun kuota yang ditetapkan pemerintah,'' jelasnya.

Lepas dari semua itu, Gigin mengakui, faktor merosotnya nilai rupiah terhadap dolar AS tentu juga akan mempengaruhi harga daging sapi. Terutama untuk daerah-daerah, yang pasokan dagingnya cukup banyak ditopang oleh daging sapi impor.

Sebagai importir, Gigin mengaku belum pernah menghitung berapa harga daging sapi yang ideal dijual di pasar dalam negeri, dengan kondisi kurs rupiah terhadap dolar AS saat ini. ''Namun tentu sangat berpengaruh, karena impor sapi dari luar negeri menggunakan mata uang dolar AS,'' jelasnya.

Untuk itu, dia juga mengaku tidak bisa memastikan apakah bila kuota impor dalam triwulan ketuga ini diperbesar, maka  impor sapi bisa ditingkatkan. ''Hal itu juga tergantung harga di dalam negeri. Bila harga di dalam negeri tidak bisa menutup biaya impor, kalangan importir tentu harus berhitung dua kali untuk melakan impor,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement