Selasa 11 Aug 2015 15:37 WIB

Keuangan Syariah Afrika Perlu Insentif

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
Keuangan syariah, ilustrasi
Keuangan syariah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, AFRIKA SELATAN -- Perkembangan industri keuangan syariah di Afrika mampu membantu mengisi kesenjangan infrastruktur besar di kawasan tersebut selama dekade mendatang. Namun perlu ada insentif dan peraturan yang mendukung untuk meningkatkan keuangan syariah di Afrika.

Analis Kredit dari Standard & Poor, Samira Mensah mengatakan peraturan dan insentif fiskal bisa mempercepat pembangunan keuangan syariah di Afrika. Kerangka regulasi dan penyesuaian fiskal akan diperlukan untuk mendorong pasar sukuk Afrika.

"Ini akan memberikan pilihan investasi yang lebih luas bagi calon investor syariah dan menarik kolam likuiditas syariah," ujarnya seperti dikutip dari CPI Financial, belum lama ini.

Pemimpin Afrika telah mengeluarkan sekitar 1 miliar dolar AS dari instrumen sukuk, bandingkan dengan penerbitan sukuk global yang rata-rata 100 miliar dolar AS per tahun selama lima tahun terakhir.

Sementara itu, pelebaran defisit fiskal dan kesenjangan infrastruktur kemungkinan besar akan memerlukan kebutuhan pembiayaan tambahan. Pengalaman dari Afrika Selatan dan Senegal telah menunjukkan bahwa niat pemerintah mengeluarkan sukuk sangat penting untuk efektinya penerbitan.

"Kami percaya kesenjangan undang-undang adalah penyebab utama penundaan antara niat suatu negara untuk mengeluarkan penerbitan efektif sukuk," kata Mensah.

Keberhasilan Malaysia sebagai pusat keuangan syariah di Asia Tenggara tidak terlepas dari kerangka peraturan kuat untuk mendukung pertumbuhan sektor. Malaysia juga bergerak cepat pada 2009 untuk mengatasi standardisasi instrumen dan interpretasi rezim prinsip syariah.

Pajak sama-sama penting sebagai pertimbangan saat mendorong penerbitan sukuk. Instrumen yang memenuhi prinsip syariah perlu perlakuan sama dengan instrumen konvensional bagi investor sebagai pertimbangan mereka. Malaysia memperkenalkan insentif pajak untuk membiayai alternatif ekonomi yang lebih murah bagi lembaga untuk meningkatkan pendanaan.

Biar bagaimanapun bantuan teknis oleh Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IDB) dan Korporasi Islam Islam untuk Pengembangan Sektor Swasta (ICD) juga diperlukan secara bertahap untuk memfasilitasi masalah sukuk negara.

"Kami percaya bahwa minat di bidang keuangan syariah dapat mendorong beberapa negara Afrika Utara, serta negara-negara sub-Sahara Cote d'Ivoire, Nigeria, dan Kenya untuk mengeluarkan sukuk di masa depan," ucap Mensah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement