REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengaku sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,7 pada semester satu tahun ini.
Presiden berharap, semester kedua tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa rebound. ''Karena memang berhubungan dengan serapan anggaran, baik di APBN, APBD, provinsi, Kabupaten atau Kota,'' kata dia di Istana Bogor, Rabu (5/8).
Dia berpandangan, pergerakan ekonomi biasanya meningkat pada semester kedua. Biasanya, meroket pada September.
Presiden sambil mengarahkan tangan ke langit melukiskan pertumbuhan ekonomi pada November.
Dia menuturkan, kebiasaan pergerakan ekonomi seperti itu harus diubah. Tujuannya, agar rentang Januari sampai Juni pergerakan ekonomi tetap apik.
Presiden menilai, terjadi pengaruh eksternal yang menekan perekonomian Indonesia. Hal tersebut tidak hanya terjadi di bumi pertiwi tapi juga di negara-negara lain.
Dia menuturkan, kenaikan pertumbuhan bisa mencapai di atas lima persen sesuai ekspektasi bisa terjawab pada akhir tahun ini.