Rabu 05 Aug 2015 16:44 WIB

Air Asia Janji Pulihkan Keuangan dalam Waktu Dua Bulan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Air Asia (ilustrasi)
Foto: Air Asia
Air Asia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Perhubungan merilis sejumlah maskapai penerbangan yang mengalami ekuitas negatif alis merugi. Salah satu maskapai yang tercatat sedang memiliki ekuitas tidak sehat adalah Air Asia Indonesia. Menanggapi hal ini Direktur Utama Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko menegaskan korporasi yang dia pimpin akan memulihkan kondisi keuangan dalam kurun waktu 2 bulan.

Sunu menyebutkan, pihaknya memerlukan tenggat waktu yang lebih panjang dari batas waktu yang diberikan Kementerian Perhubungan, hingga 1 Agustus lalu. Alasannya, untuk mengeluarkan kebijakan penyelamatan kondisi keuangan dirinya butuh persetujuan pemegang saham. Kondisi ini yang menyebabkan proses pembahasan berjalan lebih lama.

"Sampai selesainya transaksi tentu saja kami membutuhkan perpanjangan waktu. Karena sebagaimana diketahui untuk transaksi yang terkait dengan ekuitas memerlukan persetujuan dari pemegang saham. Dan seperti kita ketahui pemegang saham kami adalah PT sehingga ada proses persetujuan yang harus dipenuhi," jelas Sunu.

Hingga 2 bulan ke depan, kata Sunu, Air Asia Indonesia telah menyiapkan langkah strategis untuk membawa ekuitas ke angka positif. Namun sini sendiri menolak berapa angka kerugian yan mg diderita. Dirinya hanya berjanji bahwa hingga akhir September maskapai yang dia pimpin bisa melaporkan kepada Kementerian Perhubungan dengan kondisi keuangan yang sehat.

"Butuh 2 bulan lah. Yang disampikan kepada kami adalah untuk para airline agar menjadikan ekuitas positif tanpa menyebut jumlah nominal angka," ujar Sunu.

Seperti diketahui, terdapat 3 maskapai niaga berjadwal dan 10 maskapai niaga tidak berjadwal yang tercatat mengalami kerugian.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebutkan, pihaknya telah memberikan perpanjangan waktu bagi maskapai tersebut untuk melakukan perbaikan. Terdapat puluhan maskapai yang mendapat catatan dari Kementerian Perhubungan. (Baca: Daftar Maskapai Berekuitas Negatif Versi Menhub)

Namun, di antaranya keempat maskapai niaga berjadwal dan 10 maskapai niaga tidak berjadwal. "Sudah kami kasih waktu perpanjangan hingga 31 Juli. Ekuitas negatif itu bukan modal setor. Ada modalnya, tapi ruginya lebih besar," ujar Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement