Senin 03 Aug 2015 15:55 WIB

Jokowi Nilai Pelemahan Rupiah Jadi Peluang Pengusaha

Teller Bank Tabungan Negara (BTN) menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (9/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Teller Bank Tabungan Negara (BTN) menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BTN, Jakarta, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASAR -- Presiden Joko Widodo meminta para pengusaha eksportir membuka pasar baru dan memanfaatkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Biasanya kita hanya melihat pasar-pasar tradisional, seperti Amerika, Eropa, Tiongkok, Jepang, Korea. Padahal banyak negara-negara lain yang pasarnya bisa dimasuki," kata Presiden saat berpidato dalam pencanangan Gerakan Peningkatan Ekspor Tiga Kali Lipat di Terminal Peti Kemas Makassar PT Pelindo IV, Makassar, Senin (8/3).

Presiden mengungkapkan, beberapa negara di Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah dan negara-negara lain memberikan peluang komoditas dan produk dari Indonesia.

"Pekan depan mulai dikirim utusan-utusan dagang ke negara yang sebelumnya tidak pernah kita lihat sama sekali," ujarnya.

Presiden juga merasa bangga dengan peningkatan produksi dan ekspor Sulawesi Selatan yang gencar ditingkatkan di saat perekonomian dunia melemah.

"Saya menjadi sangat optimistis sekali (dengan perekonomian) bahwa yang namanya pelemahan rupiah oleh dolar AS ada yang manfaatkan dan mendapatkan keuntungan," ucapnya.

 

Presiden menegaskan bahwa posisi Rupiah di angka Rp13.400-Rp13.500 per dolar justru sangat bagus untuk ekspor. Namun karena ekonomi Indonesia tertumpu pada sektor konsumsi sehingga bermasalah.

"Oleh sebab itu, saya sampaikan berkali-kali ingin membalikkan, dari tumpuan konsumsi domestik kepada bidang-bidang yang produkstif," kata Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement