REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (PC FSPMI) Pelabuhan Tanjung Priok Nurtakim mendesak manajemen PT Jakarta International Container Terminal (JICT) untuk tidak bersikap arogan terhadap para pekerja di terminal petikemas terbesar di Indonesia tersebut.
Ia menambahkan, aksi setop operasi yang dilakukan para pekerja JICT pada Selasa (28/7) sebagai buntut pemecatan sepihak dua orang pekerja yang dilakukan manajemen perusahaan terminal petikemas tersebut. Sehingga telah menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat.
Nurtakim menilai, sikap manajemen JICT yang melakukan pemecatan sepihak terhadap pekerjanya menunjukkan manajemen perusahaan tersebut tidak peka terhadap dampak yang ditimbulkan dari keputusan pemecatan tersebut.
Apalagi pemecatan tersebut, lanjut dia, diduga karena pekerja tersebut aktif dalam menyuarakan penolakan perpanjangan konsesi.
"Persoalan antara manajemen dengan pekerja JICT hendaknya diselesaikan saja secara baik-baik di antara kedua belah pihak dengan cara musyawarah," ujarnya dalam Siaran Pers yang diterima ROL, Ahad (2/8).
Sebagai perusahaan dengan reputasi internasional, sambungnya, manajemen JICT seharusnya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga tidak merugikan pihak lain, terutama masyarakat sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.