Sabtu 25 Jul 2015 01:18 WIB

Keluarkan Kebijakan, OJK Dianggap Fokus terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Bayu Hermawan
Pengunjung melihat stand OJK Syariah saat pembukaan Pasar Rakyat Syariah di Senayan, Jakarta, Sabtu (13/6).(Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat stand OJK Syariah saat pembukaan Pasar Rakyat Syariah di Senayan, Jakarta, Sabtu (13/6).(Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan 35 kebijakan yang bertujuan menstimulus pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menanggapi hal itu Staff Ahli Menteri Keuangan Arif Budimanta menyatakan, OJK, Bank Indonesia, dan pemerintah memang tengah fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Jadi saya kira, seperti diketahui faktor perlambatan ekonomi yang utama dari global. Harga komoditas ekspor yang jauh menurun bukan hanya di Indonesia tapi di negara ekspor lain, seperti Brazil, Kolombia, Peru dan lainnya," jelasnya kepada Republika, Jumat, (24/7).

Ia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi global pun kini belum pulih sepenuhnya. Sehingga menurutnya, saat ini Indonesia tak bisa lagi hanya bergantung pada komoditas ekspor, dan harus memperbanyak hasil manufaktur, namun sekarang belum siap, permintaan dari luar pun masih lemah.

"Jadi memang kebijakan-kebijakan baru bisa ada hasilnya kalau kegiatan ekonomi bergerak naik. Kalau ekonomi bergerak turun, kebijakan apapun tak disambut dengan dunia usaha, pertumbuhan kredit juga melambat," katanya.

Arif menegaskan, kebijakan yang diterbitkan OJK pun tak bisa langsung dilihat hasilnya perlu proses. "Maka sebaiknya tidak berharap dalam waktu pendek," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement