Jumat 24 Jul 2015 15:12 WIB

Muhammadiyah Akui Serius Bangun Lembaga Usaha Milik Anggota

Muhammadiyah.
Foto: Antara
Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK)  Abdullah Yazid menyatakan organisasi serius mendirikan lembaga usaha milik anggota. Bahkan, tutur dia, dalam Muktamar Muhammadiyah yang ke- 47 di Makasar Sulawesi Selatan pada tanggal 3-7 Agustus mendatang, pihaknya akan menggelar  Focus Group Discussion (FGD)  tentang pendirian lembaga ini.

Menurut dia ada peluang besar potensi ekonomi yang bisa dikembangkan oleh Muhammadiyah tanpa harus support yang besar dari organisasi. Cukup Muhammadiyah membuat regulasi yang jelas  terhadap keberadaan dari lembaga tersebut maka secara operasional lembaga tersebut akan langsung bergerak.

Apalagi corak pengembangan ekonomi Muhammadiyah adalah bersifat otonomi. "Saya rasa keberadaan dari lembaga tersebut sesuai dengan kebutuhan warga Muhammadiyah di daerah-daerah,"tutur dia.

Pengembangan ekonomi Muhammadiyah selama ini bertumpu pada kekuatan bisnis pendidikan dan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara jumlah anggota dan warga Muhammadiyah yang ada selama ini jumlahnya sangat besar dan memiliki potensi ekonomi yang bisa digunakan dalam menopang gerakan dakwah.

Hadirnya lembaga usaha milik anggota Muhammadiyah sebagai koordinator bisnis, akan  menjadikan peluang pengembangan bisnis di berbagai daerah. Hal ini akan mendukung segala macam kebutuhan ekonomi warga Muhammadiyah dan masyarakat menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA).

Keberadaan dari lembaga tersebut, kata Abdullah Yazid akan menumbuhkan lembaga lembaga konsultan bisnis, kontraktor pembangunan, lembaga pengawasan, lembaga sertifikasi, lembaga perlindungan konsumen. Fenomena ini akan menumbuhkan ekonomi warga Muhammadiyah.

Dia mengaku,  saat ini banyak inovasi-inovasi warga Muhammadiyah dalam pengembangan ekonomi yang bisa disinergikan dengan kepentingan Muhammadiyah. Tapi tiadanya lembaga adhoc serta regulasi yang menjadi keputusan Muhammadiyah menjadikan inovasi inovasi ekonomi tersebut belum mampu terimplementasikan.

Maka dari itu, di forum muktamar Muhammadiyah gagasan ini harus dikemukakan sehingga kedepan Muhammadiyah yang besar bukan organisasinya saja, tapi juga warganya yang banyak sejahtera dalam mengembangkan ekonomi. "Konsep pengembangan ekonomi umat inilah yang ingin kami sampaikan dalam FGD  muktamar Muhammadiyah,"ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement