Kamis 23 Jul 2015 18:41 WIB

Mendag: Pertalite akan Jaga Ketergantungan Impor

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7).   (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Keran pompa bensin jenis Pertalite sudah terpasang di SPBU, Jakarta, Rabu (22/7). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran bahan bakar minyak (BBM) pertalite dinilai akan menjaga ketergantungan negara dari impor. Nantinya, hal tersebut bergantung dari sebesar apa permintaan atau demand yang ada di masyarakat berbanding dengan pasokan BBM berkadar research octane number (RON) 90 tersebut.

"Saya kira tujuannya itu (peluncuran pertalite) untuk menjaga ketergantungan impor, makanya dialihkan ke produk yang baru," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel kepada wartawan pada Kamis (23/7).

Peluncuran produk BBM jenis bari tersebut, lanjut dia, memang diperlukan untuk meningkatkan energi alternatif dan menekan biaya. Sebab ketika kebutuhan meningkat dan harga naik, pemerintah wajib menyediakan alternatif dan antisipasi.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) berencana melakukan uji pasar terhadap produk pertalite pada Jumat (24/7). Pertamina akan melakukan uji pasar produk terbarunya di Jakarta, Bandung dan Surabaya namun belum diseluruh titik SPBU yang tersedia.

Di Jakarta, misalnya, hanya dipasok untuk 44 SPBU, Surabaya sekitar 30 an SPBU, dan sisanya Bandung akan dipasok pada beberapa SPBU yang berada di rest area jalan tol.

VP Coorporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan kini pihaknya tengah melakukan persiapan logistik produk baru tersebut. Jumlah volume pertalite yang akan diisikan di setiap SPBU masih terbatas yakni sebanyak 8 ribu liter per SPBU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement