REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Perusahaan jasa riset pasar internasional Research and Market memprediksi pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) industri ini diprediksi mencapai 9,9 persen pada 2015-2020.
Meningkatnya kesadaran penggunaan kosmetik berbahan alami, varian warna yang makin banyak, peningkatan kanal distribusi dan pemasaran jadi beberapa faktor pendorong pertumbuhan industri kosmetik halal di Asia Pasifik demikian dilansir laman Business Wire belum lama ini.
Pasar kosmetika halal Asia Pasifik nilainya mencapai 1,411 miliar dolar AS pada 2014.
Pasar komsetik halal Asia Pasifik sendiri terbilang pasar yang tersegmen bagian dari segi kawasan maupun tipe kosmetiknya.
Dari basis produknya, pasar tersegmen menjadi produk perawatan kulit, kosemtik berwarna, perawatan rambut, dan wewangian. Produk berwarna terdiri atas produk perawatan bibir, mata, kuku dan wajah.
Dari segi wilayah, pasar kosmetik halal Asia Pasifik terbagi atas Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan dan Oseania.
Volume bisnis produk perawatan kulit bahkan mencapai 453,4 juta dolar AS pada 2014 dengan pangsa pasar 32,1 persen. Pangsa pasarnya diprediksi akan naik 10 basis poin pada 2020.
Kosemtika berwarna merupakan penghasil laba terbesar dengan pangsa pasar 37,4 persen pada 2014 dan diprediksi akan mencapai 38,0 persen pada 2020. Produk ini juga diprediski memiliki CAGR tertinggi 10,2 persen pada 2015-2020.
INIKA, Martha Tilaar, Wipro Unza, Clara International, Brataco Group Of Companies, Ivy Beauty Corporation Sdn Bhd, dan Paragon Technology & Innovation jadi pemimpin di pasar kosmetika halal Asia Pasifik.